Gambar Sampul Sosiologi · Bab IV Masyarakat Multikultural
Sosiologi · Bab IV Masyarakat Multikultural
Siti

23/08/2021 13:04:24

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Masyarakat Multikultural

73

Tujuan Pembelajaran

MASYARAKAT MULTIKULTURAL

BAB IV

Kelompok sosial pada dasarnya terhimpun secara alamiah berdasarkan orientasi persa-

maan keturunan, persamaan wilayah, persamaan ideologi, dan persamaan ras yang me-

ngakar pada kehidupan bersama. Kelompok-kelompok sosial akan mengalami perkemban-

gan dalam kualitas maupun kuantitasnya, sehingga membentuk suku-suku bangsa, kelompok

umat beragama, kelompok-kelompok ras yang membentuk masyarakat dengan struktur so-

sial yang berdimensi multikultural.

Melalui pembahasan tentang masyarakat multikultural, diharapkan Anda akan memiliki

pengetahuan dan lebih memahami tentang pengertian masyarakat multikultural, kelompok

masyarakat multikultural, perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat, serta

keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

Sumber: Connexions, Februari 1997

74

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Sosio Motivasi

Kata Kunci

•

Kelompok sosial

•

Masyarakat multikultural

•

Masyarakat majemuk

•

Ras

•

Struktur sosial

•

Keanekaragaman kelompok sosial

•

Perkembangan kelompok sosial

Dalam bab ini akan diuraikan tentang kelompok sosial dalam masyarakat

multikultural dalam pengertian konsep dan kenyataan sehari-hari. Anda harus

memahami ini secara baik-baik, karena Anda selaku anggota masyarakat

pasti akan berhubungan dengan kelompok sosial dalam masyarakat

multikultural yang ada. Mari kita pelajari bab ini!

Peta Konsep

Kelompok

sosial dalam

masyarakat

multikultural

x

Pendahuluan

x

Keanekaragaman

kelompok

sosial

dalam masyarakat

multikultural

x

Keanekaragaman dalam

bentuk agama dan

kepercayaan

x

Keanekaragaman dalam

bentuk ras

x

Keanekaragaman dalam

bentuk suku bangsa

x

Kelompok

sosial

dalam

masyarakat

multikultural

x

Kesatuan genealogis

x

Kesatuan teritorial

x

Kesatuan religius

x

Kesatuan

kepentingan

(asosiasi)

Mempelajari tentang

Meliputi

Terdiri atas

x

Pengertian kelompok sosial dan

masyarakat multikultural

x

Ciri-ciri masyarakat multikultural

x

Beberapa penyebab terbentuknya

masyarakat

multikultural

Meliputi

x

Perkembangan

kelompok

sosial

dalam masyarakat

x

Langkah

preventif

untuk

menyelesaikan

berbagai masalah

pada masyarakat

multikultural

Masyarakat Multikultural

75

A. Pendahuluan

1. Pengertian Masyarakat Multikultural

Konsep masyarakat multikultural berasal dari kata masyarakat yang artinya

persekutuan hidup manusia yang menempati wilayah tertentu, sedang konsep

multikultural berasal dari kata multi yang artinya banyak dan kata kultural yang

artinya kebudayaan. Jadi secara etimologis masyarakat multikultural adalah

masyarakat yang memiliki struktur atau tipe budaya lebih dari satu.

Apabila Anda amati dengan saksama maka bangsa Indonesia merupakan

salah satu contoh masyarakat multikultural. Hal ini disebabkan di Indonesia

terdapat kebinekaan ras, suku, agama, serta adat istiadat kesukuan yang berbeda-

beda. Menurut seorang ahli

Clifford Geertz

, masyarakat

multikultural adalah

masyarakat yang terbagi dalam sub-subsistem yang kurang lebih berdiri sendiri

dan masing-masing subsistem terikat oleh ikatan-ikatan primordial. Masyarakat

dengan struktur budaya yang berbeda-beda tersebut hidup dalam satu lingkungan

pergaulan, sehingga diperlukan aturan permainan yang integrited dari seluruh

struktur yang ada.

Pada dasarnya masyarakat multi-

kultural adalah masyarakat yang mempu-

nyai sistem budaya lebih dari satu dan

biasanya melekat dalam kehidupan satu

suku bangsa. Sistem budaya ini merupa-

kan warisan generasi pendahulu dari suku

bangsa tersebut. Unsur-unsur budaya yang

lengkap terdiri atas sistem komunikasi

(bahasa), sistem religi, kesenian, ilmu

pengetahuan, sistem teknologi, sistem

mata pencaharian dan sistem organisasi

sosial. Sistem budaya ini menjadi sarana

untuk menyelenggarakan kehidupan bagi

suku bangsa dalam kehidupan sehari-

hari.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural

Seseorang sosiolog Indonesia

J. Nasikun

berpendapat bahwa suatu

masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktural

memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat

deverse

(bermacam-macam) yang

ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh

anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan-kesatuan sosial, serta

sering munculnya konflik-konflik sosial.

Sumber: Tempo, 7-13 Nov 2005

Gambar 4.1

Bentuk persatuan dari seke-

lompok kehidupan masyarakat multikultural

yang harus selalu dilestarikan.

Gambar 4.1 orang bergotong

royong membangun sesuatu.

76

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Hal ini terlihat pada karakteristik masyarakat multikultural sebagaimana

masyarakat Indonesia antara lain sebagai berikut.

a. Masyarakat multikultural dalam kehidupan sehari-hari relatif lebih sulit

membentuk suatu integrasi budaya, bahkan seolah-olah integrasi sosial

budaya cenderung terpaksa.

b. Dalam masyarakat multikultural cenderung lebih sering terjadi perubahan-

perubahan baik dalam kelembagaan maupun dalam sistem sosial

budayanya.

c. Masyarakat multikultural mempunyai peluang yang lebih banyak untuk

terjadinya kompetisi hidup dan konflik sosial.

d. Setiap masyarakat multikultural pasti memiliki lebih dari sistem budaya

dan sistem tata nilai.

e. Dalam masyarakat multikultural terdapat sub-subkebudayaan, kelembagaan,

serta lembaga sosialnya lebih bersifat nonkomplementer artinya satu dengan

yang lain tidak saling memberi dukungan.

3. Beberapa Penyebab Terbentuknya Masyarakat Multikultural

Kemajemukan masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor. Lima

(5) faktor di antaranya yaitu faktor geologis, letak geografis, historis, wilayah

yang berupa kepulauan, dan percampuran antarmasyarakat yang telah majemuk.

a. Faktor Geologis Indonesia

Secara sosiokultural, masyarakat Indonesia memiliki banyak tata nilai,

kelembagaan serta struktur sosial. Kondisi ini salah satunya disebabkan oleh

sejarah kehidupan yang panjang di masa lalu yang bersumber dari berbedanya

struktur geologi beserta tata kehidupan yang ada di atasnya.

Secara geologi Indonesia terdiri atas tiga zone yang berbeda sebagai berikut.

1) Zona Geologi Indonesia Timur

Meliputi daerah Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua menjadi satu

struktur geologi dengan Australia dan pulau-pulau di sekitarnya. Oleh karena

itu, struktur flora, fauna, dan manusianya merupakan satu rumpun dengan

kawasan Australia dan Melanesia (Ras Melanosoid).

2) Zona Geologi Indonesia Tengah

Meliputi pulau-pulau di Sulawesi dan sebagian Nusa Tenggara Barat. Pada

daerah geologi ini jenis flora, fauna, dan manusianya merupakan satu rumpun

dengan Filipina, Jepang, Cina, dan Korea.

3) Zona Geologi Indonesia Barat

Meliputi pulau Sumatra, Jawa, Madura, Bali, dan Kalimantan menjadi satu

struktur geologi dengan Asia. Struktur flora, fauna, termasuk manusianya

merupakan satu rumpun dengan kawasan Asia Tenggara pada umumnya

(Malayan Mongoloid).

Masyarakat Multikultural

77

b. Faktor Letak Geografis Indonesia

Apabila kita perhatikan peta Asia Tenggara, posisi Indonesia sebelum

kemerdekaan merupakan kawasan yang strategis. Letak Indonesia menjadi

tempat persilangan transportasi laut dunia terutama yang melalui perairan selat

Malaka. Kondisi letak geografis yang strategis menyebabkan Indonesia sering

dikunjungi atau disinggahi bangsa-bangsa lain yang mempunyai jenis ras dan

struktur budaya yang berbeda-beda, seperti orang-orang Arab, Jepang, Cina,

India, Eropa, dan bangsa-bangsa lainnya.

Pengaruh persinggahan ini telah membekas dalam bentuk percampuran

ras dan percampuran unsur-unsur budaya tertentu, sehingga membuat bangsa

Indonesia saat ini merupakan bangsa yang multikultural dan multietnis.

c. Faktor Bentuk Wilayah yang Berupa Kepulauan

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas

r

17.677 buah pulau besar dan kecil yang sebagian ditempati untuk permukim-

an penduduk. Wilayah yang terpecah-pecah tersebut memungkinkan kelompok-

kelompok masyarakat dalam satu pulau terpisah pergaulannya dengan pulau

yang lain, sehingga struktur budayanya berkembang sendiri-sendiri. Sebagai

akibatnya maka terbentuklah suatu perbedaan-perbedaan antara satu dengan

yang lain. Itulah sebabnya mengapa di Indonesia banyak sekali suku-suku bangsa

besar maupun kecil dengan struktur budaya yang berbeda-beda.

d. Faktor Historis Pemerintahan Sebelum Kemerdekaan

Salah satu penyebab kemajemukan masyarakat Indonesia adalah secara histori

bangsa Indonesia berkali-kali dijajah dan dikuasai bangsa lain dalam waktu yang

relatif lama yang memiliki struktur budaya berbeda-beda. Pada masa penjajahan

para penjajah cenderung melakukan penetrasi budaya masing-masing kepada

masyarakat Indonesia, sehingga membekas dalam struktur budaya yang sekarang.

e. Faktor Percampuran Antarmasyarakat

Komunikasi dan percampuran antarras dan

suku bangsa akan menghasilkan masyarakat

yang semakin majemuk baik dalam bentuk suku,

ras, budaya, dan agama. Budaya yang berbeda

pada masyarakat multikultural menyebabkan

struktur budaya bercampur secara kompleks,

sehingga melahirkan corak budaya baru yang

lebih beraneka ragam dari corak kebudayaan

sebelumnya. Aplikasinya bisa muncul dalam

bentuk perpaduan bahasa, perpaduan pakaian,

masakan, adat istiadat, perumahan, maupun sub-

subkebudayaan yang lain.

Sumber: Tempo, 22 Agustus 2004

Gambar 4.2

Kesenian barongsai satu

bentuk budaya dari kehidupan

masyarakat multikultural.

78

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Sosio Kecakapan Sosial

1. Ceritakan kembali faktor-faktor apa saja yang mempunyai sumbangan

besar dalam pembentukan struktur masyarakat Indonesia yang majemuk!

2. Beri contoh restrukturisasi yang perlu dilakukan pada masyarakat

Indonesia saat ini, beserta alasannya!

3. Tulislah analisis Anda pada selembar kertas dan serahkan hasilnya

kepada guru untuk dinilai!

B. Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

1. Pengertian Kelompok Sosial

Pada dasarnya kelompok sosial merupakan persekutuan hidup yang terdiri

atas orang-orang dalam masyarakat dan terbentuk atas dorongan-dorongan

tertentu. Dorongan-dorongan ini dapat terbentuk dari adanya kepentingan yang

sama, tempat tinggal yang sama, kepercayaan yang sama, ataupun adat istiadat

dan budaya yang sama. Pada masyarakat tradisional kelompok-kelompok sosial

cenderung terbentuk secara alamiah berdasar pada ikatan persamaan darah

dan keturunan dalam wujud keluarga batih,

extended family

, sehingga terbentuk

kerabat dan suku bangsa.

Melalui ikatan kelompok sosial inilah mereka menjalin kehidupan bersama

berdasarkan struktur budaya yang sama pula yang diwariskan dari leluhur

mereka. Pada masyarakat modern kelompok-kelompok sosial cenderung

terbentuk atas dasar persamaan kepentingan (asosiasi). Kelompok sosial seperti

ini banyak muncul di tengah-tengah masyarakat modern untuk mengembangkan

kehidupan dan upaya pemenuhan kebutuhan yang mereka miliki, misalnya

kelompok-kelompok dagang, kelompok-kelompok olahraga, kelompok-

kelompok profesi, dan lain-lain.

2. Faktor-Faktor yang Mendorong Terbentuknya Kelompok Sosial

Secara naluriah bahwa masyarakat merupakan makhluk sosial yang tidak

dapat hidup sendiri dan mandiri tanpa pertolongan dan keberadaan orang lain.

Setiap individu mempunyai naluri untuk melakukan integrasi dengan orang

lain dengan dorongan-dorongan sebagai berikut.

a. Dorongan Saling Membutuhkan

Dalam mempertahankan hidupnya manusia selalu berusaha untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Seringkali pemenuhan terhadap kebutuhan-

kebutuhan ini tidak dilakukan sendirian, melainkan memerlukan bantuan dan

kebersamaan dengan manusia yang lain. Pada mulanya manusia hidup dengan

Masyarakat Multikultural

79

berburu dan menangkap ikan

(hunting and fishing)

serta mengumpulkan hasil-

hasil hutan

(forest gathering)

. Untuk melakukan hal tersebut manusia bergabung

dengan manusia lain, sehingga dapat memperoleh apa yang diinginkan yaitu

binatang-binatang buruan, ikan, serta berbagai macam hasil hutan untuk

mempertahankan hidupnya.

Dalam perkembangannya kemudian manusia hidup secara menetap dengan

aktivitas bercocok tanam

(agricultural)

, serta yang lebih maju lagi adalah di bidang

industri. Melalui aktivitas menggabungkan diri dengan individu yang lain maka

manusia dapat bertahan hidup dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

dalam hidupnya.

Dalam era kehidupan modern seperti sekarang ini kebersamaan dengan

individu lain memiliki makna sosial yang sangat besar. Hal tersebut dapat dilihat

dari adanya komunikasi dan transaksi dagang dalam bentuk pertukaran produk

barang antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain dalam lingkup

negara maupun lingkup internasional.

b. Dorongan untuk Menjaga Kelangsungan Keturunan

Pada saat manusia mengalami proses

pendewasaan maka muncul dorongan

seksual pada setiap manusia baik laki-laki

maupun perempuan untuk saling tertarik

dalam rangka membentuk kehidupan

bersama dan meneruskan keturunan.

Secara naluriah antara laki-laki dan

perempuan memiliki daya tarik satu

dengan yang lain, serta berkeinginan untuk

bergabung membentuk sebuah keluarga

dalam rangka mengembangkan dan

meneruskan keturunan mereka agar tidak

punah. Naluri seperti ini sama dengan

makhluk-makhluk yang lain baik binatang

maupun tumbuh-tumbuhan, tetapi manusia memiliki kultur yang paling tinggi

dalam hidup perkawinan dalam rangka meneruskan dan mengembangkan

keturunannya.

Pada masa awal kehidupan manusia, perkawinan dilakukan secara adat

oleh tokoh-tokoh adat dengan sistem tertentu sehingga terjadilah keluarga-

keluarga yang disepakati di dalam kelompoknya. Dalam perkembangan

kehidupan modern seperti sekarang ini perkawinan merupakan salah satu

kebutuhan asasi manusia yang lebih banyak didominasi oleh pertimbangan-

pertimbangan akal daripada pertimbangan-pertimbangan yang bersifat tradisi

di bawah pimpinan tokoh-tokoh adat. Pada hakikatnya makna perkawinan untuk

mengembangkan dan meneruskan keturunan relatif sama dari sejarah kehidupan

manusia awal hingga kehidupan modern sekarang ini.

Sumber: Foto Budi

Gambar 4.3

Terjadinya perkawinan sebagai

faktor pendorong awal terbentuknya kelompok

sosial.

Gambar 4.3 pesta pernikahan

80

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

c. Dorongan untuk Hidup dan Bekerja Sama

Ada kalanya pekerjaan yang dihadapi oleh individu jauh lebih besar dari

kemampuannya untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Dalam keadaan yang

demikian ini manusia terdorong untuk bekerja sama dengan manusia yang lain

dalam rangka menyelesaikan pekerjaan yang besar.

Dalam taraf perkembangan kehidupan manusia peradaban makin lama

makin berkembang, sehingga seringkali manusia tidak mampu mengatasi

kebutuhannya sehari-hari secara sendirian melainkan memerlukan kerja sama

dengan individu yang lain. Misalnya, untuk membuat rumah, mengerjakan

ladang, dan sawah, memiliki hajat perkawinan, serta dalam upacara-upacara

keagamaan dan upacara adat lainnya. Untuk mengatasi hal itu maka manusia

terdorong untuk melakukan kerja sama dengan manusia lain untuk menghadapi

tantangan kebutuhan hidup dalam skala yang lebih besar.

d. Dorongan Faktor Keamanan

Tidak selamanya lingkungan alam dan lingkungan sosial yang ada di sekitar

kita selalu aman, tetapi kadang-kadang muncul kondisi-kondisi yang

membahayakan. Pada saat itulah manusia bersatu untuk menghadapi tantangan,

baik tantangan terhadap alam, seperti panas, hujan, banjir, badai, gempa bumi,

dan lain-lain maupun tantangan oleh kelompok-kelompok lain seperti pencuri,

perampok, dan penjahat.

Dalam perjalanan hidup manusia, kondisi lingkungan alam dan lingkungan

sosial telah memaksa manusia untuk bergabung dengan manusia yang lain dalam

menghadapi ganasnya alam dan serangan dari kelompok-kelompok yang lain.

Atas dasar dorongan tersebut manusia-manusia primitif pada awalnya

membentuk koloni-koloni hidup atas dasar keluarga dan kerabat untuk

menghadapi tantangan alam dan lingkungan sosial. Hal tersebut yang

mendorong manusia untuk membentuk kelompok sosial.

e. Dorongan untuk Memperoleh Efektivitas Kerja

Secara naluriah semua orang ingin hidup lebih baik dari sebelumnya. Hal

itu menyebabkan orang perlu melakukan perbaikan terhadap bagian-bagian

dari kehidupannya yang dirasa kurang sesuai. Dalam kehidupan masyarakat

modern manusia terdorong untuk melakukan pekerjaan secara lebih efektif dan

efisien untuk mencapai tujuan dalam skala yang sangat besar. Langkah-langkah

yang ditempuh antara lain dengan membentuk kongsi-kongsi dagang atau

asosiasi-asosiasi untuk mengemban tujuan dalam skala yang sangat besar.

Melalui dorongan inilah di dalam dunia modern terdapat kelompok-kelompok

olahraga seperti perserikatan sepak bola, kelompok seni seperti kelompok tari,

kelompok teater, dan kelompok-kelompok dagang seperti PT, koperasi, serta

kelompok-kelompok sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat.

Masyarakat Multikultural

81

3. Tipe-Tipe Kelompok Sosial

Di dalam masyarakat terdapat tipe-tipe kelompok sosial, antara lain

kelompok sosial yang didasarkan atas ikatan darah dan keturunan, ikatan

kepentingan, ikatan persamaan wilayah, serta ikatan kesamaan struktur religi.

a. Kelompok Sosial sebagai Kesatuan Teritorial

(Community)

Individu-individu dalam masyarakat selalu melakukan jalinan-jalinan kerja

sama dengan orang lain dalam bentuk jalinan yang tetap maupun jalinan yang

tidak tetap. Jalinan yang tetap terjadi karena wilayah yang saling berdekatan,

sehingga terikat oleh kesamaan wilayah. Pada dasarnya kesatuan teritorial adalah

kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat yang terbentuk atas

dasar persamaan wilayah tempat tinggal. Contoh, sebagaimana kita alami bahwa

kita terikat dengan tetangga dan terikat dengan warga kampung pada kelurahan

yang sama. Inilah kesatuan sosial yang terikat oleh adanya persamaan lokalitas

atau teritorial yang sama yang disebut kesatuan genealogis.

Dalam skala besar kesatuan genealogis ini dapat berbentuk masyarakat

dalam provinsi yang sama, negara yang sama, bahkan regional dan benua yang

sama. Melalui lokalitas teritorial yang sama inilah terdorong tingkatan kerja sama

di berbagai segi kehidupan, baik dalam bidang ideologi, politik, sosial ekonomi,

budaya, dan hankam.

Aktualisasi kesatuan teritorial ini dapat dicontohkan sebagai berikut. Negara

Republik Indonesia yang terdiri atas masyarakat provinsi Nanggroe Aceh

Darusalam, Sumatra Utara, sampai Papua, kesemuanya memiliki sub-sub

wilayah dalam bentuk wilayah kabupaten dan kota yang di dalamnya terdiri atas

sub-subwilayah dalam bentuk kecamatan, kelurahan hingga RT dan RW. Baik

dalam skala kecil maupun dalam skala besar kesatuan masyarakat ini dinamakan

kesatuan teritorial.

b. Kelompok Sosial sebagai Kesatuan Genealogis

Secara fundamental kesatuan genealogis merupakan kesatuan murni yang

terdorong oleh persamaan darah dan keturunan. Sejak awal manusia hidup

mengelompok dengan orang-orang yang sedarah dan keturunan dalam bentuk

keluarga dan kerabat. Pada dasarnya kesatuan genealogis adalah kelompok-

kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan darah dan keturunan.

Pada kelompok sosial ini diawali dari terbentuknya keluarga batih yang kemudian

berkembang menjadi keluarga besar dengan beberapa pasangan suami istri

dan kemudian berkembang menjadi kerabat. Kerabat adalah himpunan orang-

orang yang masih memiliki hubungan darah relatif dekat dan kuat yang berasal

dari perkembangan keluarga dan keluarga luas

(extended family)

. Melalui proses

yang sangat panjang kerabat-kerabat ini akan membentuk kelompok-kelompok

suku bangsa dalam kuantitas yang kecil, menengah, hingga kelompok suku

bangsa yang besar.

82

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Aktualisasi keberadaan kesatuan genealogis ini dapat dicontohkan sebagai

berikut. Pada masyarakat suku Batak kita mengenal beberapa subsuku yaitu

Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Samosir, dan lain-lain. Dari sub-sub

tersebut terdapat banyak marga seperti marga Manurung, Simanungkalit,

Tobing, dan lain-lain yang merupakan subetnis gabungan dari beberapa

extended

family

. Apabila diteliti lebih lanjut maka tiap-tiap extended family ini terdiri atas

keluarga-keluarga yang tersebar di kawasan Sumatra Utara bahkan di kawasan

seluruh Indonesia. Kelompok sosial yang seperti inilah yang dinamakan kesatuan

genealogis.

c. Kelompok Sosial sebagai Kesatuan Religius

Kesatuan religius biasanya memiliki ikatan yang sangat kuat, karena

sentimen di antara mereka terbentuk oleh kesamaan ide dan kepercayaan yang

melekat dalam kehidupannya. Pada dasarnya kesatuan religius adalah kelompok

sosial yang terbentuk atas dasar persamaan agama atau kepercayaan tertentu.

Kesatuan-kesatuan religius ini tidak terikat pada persamaan darah,

persamaan wilayah, ataupun persamaan kepentingan, melainkan mereka terikat

sebagai satu keluarga besar yang memiliki kepercayaan yang sama. Melalui

kesamaan agama atau kepercayaan inilah terbangun komunikasi dan kerja sama

yang erat antara anggota yang satu dan anggota yang lain yang tersebar di dalam

lingkungan negara, benua, bahkan seluruh penjuru dunia.

Aktualisasi kesatuan religius ini dapat dicontohkan sebagai berikut. Di seluruh

dunia ada banyak agama dan kepercayaan, misalnya Islam, Kristen, Katolik,

Hindu, Buddha, Khong Huchu, beberapa agama, dan kepercayaan lainnya.

Kelompok-kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan agama tersebut

terstruktur secara hierarki dalam kehidupan keagamaan melalui kegiatan-kegiatan

spiritual sesuai dengan syariat agamanya masing-masing. Dalam perkem-

bangannya kesamaan agama dan kepercayaan ini berimbas pada munculnya

berbagai macam kerja sama baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial

budaya, sampai terbentuknya kelompok-kelompok negara yang mempunyai

struktur ideologi yang sama.

d. Kelompok Sosial sebagai Kesatuan Kepentingan (Asosiasi)

Dalam kehidupan modern manusia berusaha untuk memenuhi kebutuh-

annya dengan memadukan kepentingan hidupnya dengan orang-orang yang

seprofesi sehingga terbentuklah ikatan asosiasi. Asosiasi atau kesatuan

kepentingan adalah kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat yang

terbentuk atas dasar persamaan kepentingan.

Perwujudan konkret dalam kehidupan masyarakat asosiasi ini bisa dalam

bentuk ikatan olahraga, kelompok-kelompok kesenian kelompok-kelompok

dagang, dan lain sebagainya. Aktualisasi dari keberadaan asosiasi dalam

masyarakat yang ada di sekitar kita antara lain perseroan terbatas (PT) yang di

dalamnya terdapat struktur orang-orang yang tergabung dalam PT tersebut untuk

menjalin kerja sama struktural dalam mewujudkan tujuan bersama.

Masyarakat Multikultural

83

Sosio Kecakapan Sosial

e. Kesatuan Sosial Campuran (Kombinasi)

Dalam era kehidupan modern kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat

tidak lagi berorientasi pada persamaan darah dan keturunan, persamaan agama,

melainkan dibentuk atas dasar orientasi campuran yaitu agama dan kepercayaan,

wilayah, dan kepentingan atau percampuran dari unsur-unsur yang lain.

Kecenderungannya selalu berorientasi pada kesatuan campuran yang menitik-

beratkan orientasi pada persamaan kepentingan. Misal, terbentuknya koperasi,

yayasan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, dan lain-lain.

1. Buatlah kelompok diskusi yang terdiri 4-5 orang!

2. Diskusikan tentang tipe-tipe kelompok sosial yang ada di sekitar Anda!

3. Tulislah hasil diskusi tersebut pada selembar kertas dan serahkan

hasilnya kepada guru untuk dinilai!

C. Perkembangan Kelompok Sosial dalam Masyarakat

Melalui proses sosial yang berlangsung dari waktu ke waktu, kelompok-

kelompok sosial dalam masyarakat terus mengalami perkembangan menuju pada

titik keserasian tata hubungan serta efektivitas dalam memperoleh pemenuhan

kebutuhan hidup. Di sisi lain perkembangan kelompok-kelompok sosial juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor komunikasi dengan struktur budaya masyarakat

lain misalnya struktur ekonomi, struktur ideologi, struktur politik, dan lain-lain.

1. Perkembangan Kelompok-Kelompok Sosial dalam Kesatuan Teritorial

Dengan kemajuan telekomunikasi dan transaksi antarindividu dalam skala

teritorial yang makin luas, kelompok-kelompok sosial yang terbentuk atas dasar

kesamaan teritorial

(community)

makin lama akan makin menipis. Rasa

persatuan orang-orang dalam satu teritorial tertentu akan makin berkurang

dengan lancarnya komunikasi dan transportasi antarmanusia dalam lintas yang

luas. Kondisi seperti ini dapat kita rasakan dengan gejala-gejala sebagai berikut.

a. Menurunnya solidaritas sosial warga masyarakat secara umum dalam lingkup

wilayah RT, RW, kelurahan, hingga kecamatan.

b. Menurunnya semangat kebangsaan akibat pergaulan antarindividu yang

mendunia, sehingga mengabaikan kepentingan-kepentingan kebangsaannya

dan lebih mengutamakan kepentingan individualnya.

2. Perkembangan Kelompok-Kelompok Sosial dalam Kesatuan Genealogis

Dalam perkembangan peradaban kelompok-kelompok sosial atas dasar

kesatuan genealogis, muncullah bentuk-bentuk perkembangan yang bersifat

alamiah antara lain suku-suku bangsa yang merupakan perkembangan dari

84

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

keluarga

extended family

dan kerabat. Di Indonesia kelompok-kelompok ini

masih bertahan dalam bentuk suku Aceh, Batak, Melayu, Jawa, Sunda, Bali,

Sasak, Ende, Ambon, Dayak, Toraja, Bugis, Asmat dan masih banyak lagi.

Melalui perkembangan peradaban menuju masyarakat yang modern kelompok-

kelompok sosial yang mempunyai kesamaan darah dan keturunan serta sejarah

asal usul ini akan mengalami pemudaran apabila komunikasi makin canggih

dan teknologi semakin mutakhir.

3. Perkembangan Kelompok-Kelompok Sosial dalam Kesatuan Kepentingan

Dengan perkembangan peradaban yang makin modern kelompok sosial

yang terbentuk atas dasar persamaan kepentingan memiliki perkembangan

paling pesat dari kelompok sosial yang lain. Dalam kelompok ini akan terjalin

lintas ras, lintas suku, dan lintas agama dalam teritorial yang mendunia. Manusia

modern cenderung mengutamakan perhitungan-perhitungan menuju

pemenuhan kebutuhan hidup dalam skala besar. Adapun contoh-contoh dari

kesatuan kepentingan (asosiasi) ini adalah terbentuknya kesatuan-kesatuan

ekonomi, politik, dan sosial budaya tingkat dunia.

4. Perkembangan Kelompok-Kelompok Sosial dalam Kesatuan Religius

Sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan masyarakat sehari-hari bahwa

kelompok-kelompok religius ini menyatu dalam kegiatan keagamaan sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Melalui kesamaan ideologi

keagamaan inilah hingga kini masih tetap terjalin kelompok-kelompok sosial

dengan nuansa religius. Adapun wujud nyata dari kesatuan religius ini adalah

munculnya kelompok-kelompok sosial dalam bentuk umat beragama.

Proses perubahan dan perkembangan pada masyarakat multikultural pada

dasarnya akan berlangsung lebih kompleks daripada perubahan pada masyarakat

yang berstruktur heterogen. Di sisi lain hubungan dan pengaruh timbal balik

antarkomponen masyarakat pada masyarakat multikultural akan jauh lebih sulit.

Hal ini disebabkan masing-masing komponen masyarakat (suku bangsa)

memiliki struktur budaya yang berbeda-beda, adat istiadat yang berbeda-beda,

dan tata nilai yang berbeda-beda pula. Untuk itu diperlukan sikap arif dan

tenggang rasa agar hubungan-hubungan yang terjadi bersifat kooperatif dan

akomodatif mampu melahirkan gerak perubahan sosial budaya yang lebih

bersifat progresif.

Perubahan progresif pada dasarnya perubahan yang menumbuhkan suatu

perkembangan yang positif yang ditandai dengan peningkatan keharmonisan

di antara komponen masyarakat yang berbeda sehingga mampu meningkatkan

kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh. Pada masyarakat multikultural

yang memiliki struktur budaya dengan tata nilai yang berbeda-beda lebih

memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi yang mengarah pada terjadinya

konflik baik secara vertikal maupun secara horizontal. Langkah-langkah yang

perlu diambil untuk mengantisipasi terhadap hal tersebut adalah sebagai berikut.

Masyarakat Multikultural

85

a. Sikap Toleransi dan Empati dalam Hubungan Keanekaragaman

Sebagai masyarakat multikultural yang rentan terhadap perubahan dan

konflik, sejak jauh-jauh hari kita harus mengembangkan rasa toleransi dan sikap

empati kepada unsur-unsur masyarakat yang lain sekalipun memiliki struktur

budaya, struktur ras, maupun struktur agama yang berbeda. Sikap-sikap riil itu

dapat diwujudkan dengan aktivitas sebagai berikut.

1) Ikut merasakan penderitaan bagi masyarakat lain dan secara aktif mengambil

peran untuk mengurangi atau mengatasi penderitaan masyarakat tersebut.

2) Menjaga keutuhan di antara komponen-komponen masyarakat yang berbeda.

3) Memberikan perlakuan yang sama kepada semua orang tanpa membedakan

latar belakang ras, suku dan agama, asal daerah, maupun gender.

4) Menjunjung tinggi perbedaan-perbedaan sebagai perwujudan dari penghar-

gaan kepada setiap manusia yang memiliki hak-hak fundamental yang sama.

5) Menempatkan kepentingan komponen-komponen masyarakat yang lain

setara dengan kepentingan kita, sehingga tidak ada komponen masyarakat

yang merasa diabaikan kepentingannya.

6) Ikut bertanggung jawab secara moral terhadap keberadaan dan kelangsungan

hidup semua komponen masyarakat sekalipun memiliki struktur budaya,

ras, dan agama yang berbeda dengan diri kita.

7) Mengembangkan sikap tenggang rasa dan bersedia bekerja sama bahu-

membahu untuk mewujudkan kepentingan bangsa dan negara.

b. Sikap dalam Menghadapi Perubahan Kebudayaan

Menurut pendapat

J.S. Rolicek

dan

R.L. Warren

dalam bukunya

pengantar sosiologi, perubahan kebudayaan adalah satu proses melaluinya

berbagai bagian dalam satu kebudayaan itu berubah sepanjang waktu senantiasa

mengikuti proses dalam derajat tertentu. Sebagaimana kita ketahui bahwa tak

ada satu masyarakat pun yang berhenti dari proses perubahan. Perubahan-

perubahan itu pasti terjadi sebagai bentuk perwujudan penyesuaian terhadap

alam dan kondisi sosial budaya sesuai dengan perkembangan zaman. Pada

hakikatnya perubahan-perubahan kebudayaan harus diarahkan menuju

perubahan-perubahan yang progresif dengan tetap memerhatikan sendi-sendi

kebudayaan daerah. Ini berarti bahwa tidak semua unsur kebudayaan yang

merupakan warisan generasi terdahulu harus dipertahankan, melainkan dapat

dirubah dan disesuaikan dengan perkembangan zaman atau bahkan dirubah

secara total karena sudah tidak sesuai dengan tuntutan kehidupan yang sekarang.

Berikut adalah sikap-sikap nyata dalam menghadapi setiap perubahan.

1) Mengembangkan unsur-unsur budaya lokal sedemikian rupa, sehingga

mampu memberikan kontribusi setiap kepentingan bangsa.

2) Memelihara kelangsungan hidup budaya-budaya lokal yang memiliki nilai-

nilai luhur dan menjadi pedoman perilaku secara fundamental bagi

masyarakat Indonesia.

3) Menghilangkan atau menghapus budaya-budaya lokal yang dirasa sudah

tidak sesuai dengan taraf pe

rkembangan zaman sekarang.

86

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Sosio Vokasional

4) Membuka seluas-luasnya semua pengaruh dari bangsa lain dalam bentuk

apapun dan dalam waktu apapun sepanjang tidak bertentangan dengan

nilai-nilai etika dan estetika dari kepribadian bangsa kita.

5) Melakukan seleksi dari semua pengaruh budaya asing dengan prinsip

menerima budaya-budaya yang menguntungkan dan menolak budaya-

budaya yang merugikan atau yang diperkirakan dapat mengikis unsur-unsur

kebudayaan lokal.

Apabila sikap-sikap ini dapat diaktualisasikan oleh semua warga masyarakat

yang berstruktur multikultural, maka akan terjadi suatu kehidupan yang bertumpu

pada kehidupan bersama yang harmonis.

1. Carilah buku-buku sosiologi yang membahas tentang masyarakat

multikultural!

2. Uraikan menurut pendapat Anda bagaimana perkembangan kelompok

sosial sebagai akibat dari proses sosial dalam masyarakat multikultural!

3. Faktor-faktor apa yang memengaruhi perkembangan kelompok-

kelompok sosial dalam masyarakat multikultural?

4. Bagaimana langkah-langkah untuk meningkatkan integritas pada

masyarakat multikultural?

5. Tulislah hasil telaah Anda pada buku tugas dan serahkan kepada guru

untuk dinilai!

D. Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

1. Keanekaragaman dalam Bentuk Agama dan Kepercayaan

Keanekaragaman agama sangat berbeda dengan proses terbentuknya

keanekaragaman ras maupun suku bangsa. Keanekaragaman agama merupakan

proses pangggilan yang bersifat intuitif dari Sang Pencipta kepada umat

manusia. Berbicara soal agama dan kepercayaan, agama merupakan keper-

cayaan yang telah berkembang secara sistematis sehingga memiliki kalender

kegiatan tetap, serta syariat baku yang diyakini oleh para penganutnya.

Agama berkembang seiring dengan tingkat peradaban manusia dan akan

selalu ada sepanjang masa. Agama ditinjau dari sosiologis pada hakikatnya adalah

himpunan norma-norma yang berisi petunjuk-petunjuk hidup agar manusia dapat

memperoleh kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat. Kepercayaan

merupakan suatu kesatuan religius dengan struktur yang tidak jelas, tetapi memiliki

fungsi yang hampir sama, antara lain agar manusia memperoleh ketenangan,

ketenteraman, dan keberhasilan baik di dunia maupun di akhirat.

Masyarakat Multikultural

87

Agama dan kepercayaan mempunyai kesamaan di dalam fungsinya yaitu

sebagai cara agar manusia dapat kerkomunikasi dengan Tuhan dan selanjutnya

memperoleh rahmat dan petunjukNya, sehingga manusia akan memperoleh

kebahagiaan dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Satu hal yang

membedakan antara agama dan kepercayaan adalah bahwa agama lebih bersifat

sistematis di dalam perhitungan kalender religi serta petunjuk-petunjuk pada

setiap perilaku bagi para penganutnya, sedangkan kepercayaan struktur dan

sistematikanya kurang jelas.

Kebinekaan agama akan menumbuhkan kebinekaan budaya yang bersumber

dari agama yang ada di dalam masyarakat. Penghayatan agama memungkinkan

munculnya bahasa, peralatan dan perlengkapan hidup, serta adat istiadat yang

melekat dengan kepercayaan dalam agama tertentu. Dengan keanekaragaman

agama yang ada telah memunculkan kebinekaan budaya dalam bentuk artefak

maupun dalam bentuk pola perilaku.

Ada lima agama besar di Indonesia yaitu agama Islam, Kristen, Katolik,

Hindu, dan Buddha, sedangkan kepercayaan-kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa hampir di setiap daerah ada dengan struktur yang kurang jelas, tetapi

masih tetap bertahan hingga sekarang. Misal, masyarakat Dayak menganut

kepercayaan yang disebut

Kaharingan

, dalam kepercayaan ini warga

masyarakat sangat mendambakan dan memuja dewa-dewa dengan roh para

leluhurnya. Di Jawa masih terdapat beberapa aliran kepercayaan seperti aliran

Pangestu (Paguyuban Ngesti Tunggal), aliran Sukmo Sejati, aliran Kasunyatan

dan lain-lain. Adapun distribusi dari penganut-penganut agama dan kepercayaan

di Indonesia adalah sebagai berikut.

a. Agama Islam

Agama Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia yang hampir merata

di seluruh tanah air, kecuali di Bali, Papua, Sumatra Utara, dan Sulawesi Utara.

b. Agama Kristen

Di Indonesia agama Kristen merupakan agama besar yang kedua setelah

agama Islam. Penganutnya banyak terdapat di Provinsi Maluku, sebagian

Sulawesi Tengah dan Utara, sebagian Sumatra Utara, dan beberapa kota

besar di Jawa.

c. Agama Katolik

Agama Katolik merupakan agama terbesar ketiga setelah agama Kristen

dan Islam. Agama katolik berpusat di Roma Italia, dengan pemimpin besar

Paus Benedictus XVI. Di Indonesia penganut agama katolik sebagian besar

berada di wilayah Indonesia bagian timur.

d. Agama Hindu

Agama Hindu merupakan agama yang sangat tua usianya. Setidaknya awal

abad ke-6 agama ini telah mulai berkembang di Indonesia dari Kerajaan Kutai,

Kediri, Singosari, Majapahit hingga Kerajaan Pajang. Peninggalan sejarah

dari kebudayaan agama Hindu bayak dijumpai di Indonesia. Misal, berbagai

macam candi, salah satunya adalah Candi Prambanan di Jawa Tengah.

88

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

e. Agama Buddha

Agama Buddha juga merupakan agama yang cukup tua berkembang di

Indonesia. Ajaran agama Buddha yang berasal dari India sampai di Indonesia

melewati pedagang Gujarat, dan mulai berkembang di wilayah Indonesia

khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

2. Keanekaragaman dalam Bentuk Ras

Pada dasarnya ras merupakan kelompok

orang yang memiliki ciri-ciri fisik yang relatif

sama. Ciri-ciri fisik ini meliputi warna kulit,

postur tubuh, bentuk dan warna rambut, dan

karakteristik pada raut muka seperti hidung, bola

mata, dan bibir. Beberapa jenis ras dalam

kelompok besar di dunia, antara lain sebagai

berikut.

a.Ras Caucasoid

Di Eropa dengan struktur alam yang relatif

dingin akan memengaruhi tipe ras yang berada

di sana dengan warna kulit putih, rambut pirang

dan manik mata berwarna biru yang lazim disebut ras Caucasoid atau orang-

orang kulit putih. Ras ini merupakan cikal bakal ras di benua Eropa dengan

ciri-ciri fisik postur tubuh tinggi besar

±

180 cm, dengan warna kulit putih,

mata biru, hidung mancung, dan bibirnya sangat tipis. Ras ini masih terbagi

menjadi 4 kelompok yaitu ras

Nordic Caucasoid

,

Alpin Caucasoid

,

Mediteran,

dan

Indic

.

Ras Nordic Caucasoid pada umumnya berada di kawasan Eropa utara

seperti Norwegia, Swedia, Finlandia, Islandia, dan mempunyai salah satu

ciri khusus yaitu rambutnya pirang putih dan kulitnya putih pucat. Ras

Alpin Caucasoid berada di kawasan Eropa tengah seperti Belanda, Belgia,

Polandia, sebagian Jerman, dan Cekoslovakia, dengan ciri khusus rambutnya

pirang merah dan kulitnya putih kemerah-merahan. Ras Mediteran berada

di Eropa utara seperti Spanyol, Portugal, Prancis, Italia, Inggris termasuk

Irlandia, dengan ciri-ciri khusus kulitnya putih kehitam-hitaman dan

rambutnya hitam. Ras Indic Caucasoid berada di kawasan Timur Tengah

seperti Afganistan, Pakistan, sebagian Saudi Arabia, sebagian Irak dan Iran,

dengan ciri-ciri khusus rambutnya hitam keriting, kulitnya kehitam-hitaman,

dan dengan bulu jambang yang tebal.

b. Ras Mongoloid

Benua Asia mempunyai tipe ras asli dengan warna kulit kuning dan

sawo matang, postur tubuh sedang, bentuk bibir dan hidung biasa, ras ini

lazim disebut ras Mongoloid. Dalam perkembangannya ras Mongoloid

berbeda-beda antara ras yang tinggal di Asia Tengah dan Asia Tenggara.

Sumber: CD Clipart

Gambar 4.4

Keanekaragaman bentuk ras.

Masyarakat Multikultural

89

Perbedaan ini terdapat pada warna kulitnya. Pada dasarnya ras Mongoloid

merupakan cikal bakal di Asia dengan ciri-ciri fisik postur tubuh sedang

±

165-170 cm dengan rambut lurus, kulit sawo matang hingga kekuning-

kuningan, manik mata hitam, bibir, dan hidung biasa. Ras ini masih terbagi-

bagi menjadi 3 kelompok ras, yaitu

ras Asiatik Mongoloid

,

Malayan

Mongoloid

, dan

American Mongoloid

.

Ras Asiatik Mongoloid pada umumnya merupakan ras di sentral Benua

Asia tepatnya ras-ras bangsa Cina, Korea, dan Jepang. Ras ini merupakan

ras induk artinya ras tertua yang berada di kawasan Asia. Salah satu ciri

khusus dari ras ini adalah kulitnya kuning dan matanya sipit, sedangkan

bentuk postur yang lain sama dengan ras Asia lainnya. Ras Malayan

Mongoloid pada umumnya merupakan ras bangsa Asia Tenggara seperti

Indonesia, Malaysia, Thailand, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya,

dengan ciri khusus kulitnya sawo matang. Ras American Mongoloid tidak

terdapat di Asia melainkan terdapat di benua Amerika, yaitu pada suku

Indian yang berada di benua Amerika Utara dan Amerika Latin.

c. Ras Negroid

Ras Negroid di Indonesia terdapat di sebagian kecil wilayah Indonesia

terutama di Indonesia Timur yang telah mengalami proses revolusi panjang

yang disebut ras Melanesoid. Pada dasarnya ras Negroid merupakan ras

cikal bakal di Benua Afrika dan kawasan Timur Tengah. Ras ini mempunyai

ciri khusus warna kulit hitam, rambut keriting ikal, bibir tebal, hidung pesek,

dan bermata lebar dengan postur tubuh sedang hingga tinggi besar. Ras

Negroid terbagi menjadi 3 kelompok yaitu ras

African Negroid

,

Negrito

,

dan

Melanesoid

.

Ras Afrikan Negroid merupakan ras yang berada di kawasan Afrika

Tengah dan Utara seperti di Mesir, Kongo, Aljazair, Republik Cad, dan

negara-negara lain di kawasan Benua Afrika, dengan ciri khusus postur

tubuhnya tinggi dan besar. Ras Negrito banyak terdapat di kawasan selatan

Afrika seperti Mozambik, Zimbawe, Mali, Republik Malagasi, dan Afrika

Selatan, dengan ciri khusus postur tubuhnya sedang. Ras Melanesoid atau

Melanesia banyak terdapat di kawasan Pasifik Selatan yaitu di kepulauan

Mekronesia, Polinesia, Melanesia dan sebagian terdapat di Papua Nugini,

Australia, dan Selandia Baru dengan ciri-ciri khusus rambutnya keriting

berwarna hitam dan postur tubuhnya sedang.

d. Ras Austroloid/Melanesoid

Sebelum zaman es Benua Australia meluas hingga Tasmania, Selandia

Baru, Papua, dan Maluku. Daerah-daerah ini mempunyai penduduk asli

orang-orang Aborigin serta orang-orang Mikronesia, Papua, Tasmania yang

mempunyai ciri-ciri fisik sama dengan ras Melanesoid. Akibat adanya proses

kolonisasi pada awal abad 19 maka kawasan Australia banyak diduduki ras

90

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Caucasoid dari Eropa. Pada dasarnya

ras Austroloid merupakan ras asli benua

Australia. Ras ini mirip dengan ras

Malayan Mongoloid dengan postur

tubuh kecil hingga sedang

±

165 cm,

kulit sawo matang, rambut agak keriting,

bentuk bibir dan hidung biasa dengan

manik mata hitam. Sebagai contoh dari

ras ini adalah ras Aborigin yang meru-

pakan ras minoritas di Benua Australia.

e. Ras-Ras Khusus

Ras-ras khusus diduga merupakan hasil akumulasi dari berbagai ras

yang ada di dunia yang telah mengalami proses relatif panjang serta dipeng-

aruhi oleh kondisi-kondisi alam di lingkungan masing-masing. Secara

terperinci ras khusus ini terdiri atas ras

Bushman

,

Vedoid

,

Polinesia

, dan

Aino

.

Dilihat dari ciri-ciri fisiknya ras-ras ini diduga merupakan bentuk-bentuk

perpaduan dari keempat tipe ras yaitu ras Caucasoid, Mongoloid, Negroid,

dan Australoid. Misalnya ras Aino yang merupakan perpaduan antara ras

Asiatik Mongoloid dengan ras American Mongoloid. Ras ini mempunyai

postur tubuh yang relatif kecil dengan ciri-ciri fisik hampir sama dengan

ras Asia lainnya dan berada di kawasan Jepang bagian utara hingga ke

pulau Sakhalin. Ras Vedoid merupakan perpaduan antara ras Caucasoid

dengan ras Mongoloid. Contoh dari ras ini adalah ras bangsa India yang

postur tubuhnya besar, hidungnya mancung, rambutnya lurus tetapi warna

kulitnya sawo matang.

3. Keanekaragaman dalam Bentuk Suku Bangsa

Pada dasarnya suku bangsa berkembang mulai dari keluarga, kemudian

menjadi

extended family

, menjadi kelompok etnis dalam bentuk kerabat besar

dan akhirnya terbentuk suku bangsa. Indonesia merupakan salah satu negara

yang berbentuk kepulauan, oleh karenanya Indonesia memiliki banyak suku

bangsa dengan struktur budaya yang berbeda-beda. Menurut Sutan Takdir Ali

Syahbana Indonesia memiliki lebih dari 250 suku bangsa. Adapun suku-suku

bangsa yang ada di Indonesia terdapat di beberapa pulau besar antara lain sebagai

berikut.

a. Di pulau Sumatra terdapat lebih dari 40 buah suku bangsa, tetapi yang

besar adalah suku Aceh, suku Melayu, suku Lampung, suku Bangka dan

Belitung, suku Nias, suku Mentawai, suku Riau, suku Jambi, suku Kubu,

suku Palembang, dan lain-lain.

b. Di pulau Kalimantan terdapat lebih dari 25 suku bangsa, tetapi yang besar

adalah suku Dayak, baik Dayak Ngaju, Malayan, Outdotnum, suku Banjar,

suku Melayu, dan lain-lain.

Sumber: Encarta Encyclopedia

Gambar 4.5

Ras Aborigin

Masyarakat Multikultural

91

Sosio Kecakapan Sosial

Sumber: Indonesian Heritage dan Insight Guides

Gambar 4.6

Suku-suku bangsa di

Indonesia.

c. Di Pulau Jawa dan Madura terdapat 8

suku bangsa antara lain suku Sunda, suku

Jawa, suku Betawi, suku Badui, suku

Samit, suku Tengger, suku Ujung Alang,

dan Ujung Gagak.

d. Di Pulau sulawesi memiliki suku bangsa

sekitar 37 buah antara lain suku

Minahasa, suku Toraja, dan suku Bugis

Makasar.

e. Di Kepulauan Maluku terdapat lebih dari

12 suku bangsa. Suku-suku yang besar

antara lain suku Ternate, Tidore, suku

Ambon, suku Halmahera, suku Buru,

suku Key, dan lain-lain.

f. Di Nusa Tenggara terdapat lebih dari 18 suku bangsa. suku-suku yang besar

antara lain suku Sasak, suku Nusa Penida, suku Sumba, suku Flores,

Manggarai, suku Ende, suku Solor, suku Alor, suku Wetar, suku Barbar,

dan lain-lain.

g. Di Papua terdapat lebih dari 8 suku bangsa, antara lain suku Fak-fak, suku

Manokwari, suku Biak, suku Dani, dan suku Asmat.

Dalam rangka meningkatkan integrasi bangsa di bidang etnis dan budaya

maka perlu ditingkatkan sarana komunikasi baik melalui darat, laut dan udara,

sehingga memungkinkan adanya pembauran budaya dan ras antarsuku bangsa

yang ada di Indonesia.

1. Carilah berita-berita dari media massa, buku-buku maupun majalah-

majalah yang relevan mengenai bentuk kemajemukan masyarakat

Indonesia!

2. Kemudian berikan contoh kelompok-kelompok sosial yang ada dalam

kehidupan masyarakat multikultural!

3. Buatlah analisis sosial tentang pengaruh positif dan negatif dari

kemajemukan masyarakat Indonesia termasuk dalam bentuk kelompok-

kelompok sosial yang berbeda-beda tersebut!

4. Kumpulkan tugas ini secara individual, dan serahkan hasilnya kepada

guru untuk dinilai!

92

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

E. Langkah Preventif untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah pada

Masyarakat Multikultural

Bangsa Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat multikultural

dari sekian banyak masyarakat multikultural di dunia. Pada masyarakat

multikultural terdapat struktur budaya dan tata-nilai yang berbeda-beda yang

mengakar pada budaya kesukuan. Kondisi ini sering menimbulkan gejala-gejala

disharmoni seperti terjadinya dominasi dan tekanan-tekanan dari kelompok kuat

kepada kelompok lemah, juga munculnya konflik horizontal yang bernuansa

sama. Di Aceh telah terjadi konflik antara GAM dengan pemerintah pusat RI, di

Kalimantan Barat pernah terjadi konflik kesukuan antara Suku Dayak dan Madura,

juga yang terjadi di Poso serta konflik-konflik horizontal lainnya.

Di satu sisi kebinekaan kultur memang menambah pesona kepariwisataan

nasional, yang berarti menyuburkan industri kepariwisataan nasional yang dapat

membuka lapangan kerja baru. Tetapi di sisi yang lain kebinekaan kultur dapat

mempersulit penyelenggaraan tata kehidupan sebagai suatu bangsa. Contoh,

penyelesaian sengketa barang warisan menurut hukum waris yang berbeda-

beda.

Untuk mengantisipasi terjadinya berbagai masalah akibat struktur yang

multikultural dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Mengintegrasikan Unsur-Unsur Sosial (Ras, Suku, dan Agama)

Perbedaan ras, suku, dan agama memang benar-benar bisa menjadi

penyebab terjadinya perbedaan pendapat dan dapat mengarah pada terjadinya

konflik. Oleh sebab itu, sedapat mungkin keadaan ras, suku, dan agama yang

berbeda-beda dapat diintegrasikan untuk mengarah pada kepentingan nasional

walaupun nilai-nilainya tidak bisa dipadukan. Apabila hal ini dapat dilakukan,

maka konflik akan dapat ditekan dan dikurangi untuk masa-masa yang akan

datang. Sebagaimana telah disinggung bahwa di Indonesia terdapat banyak

ras, suku dan agama maka untuk menyikapi hal ini diperlukan suatu kearifan,

yaitu mengedepankan keutuhan bangsa di atas kepentingan golongan dan

kepentingan pribadi.

Hasil dari pembauran ras, suku, dan agama akan menumbuhkan suatu

unsur-unsur sosial baru yang bersifat komplementer dan homogen, yang pada

gilirannya akan mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada menuju keutuhan

bangsa. Sebagaimana hal-hal yang lain pembauran ras, suku, dan agama

merupakan suatu tantangan yang seringkali menimbulkan pro kontra di antara

unsur masyarakat Indonesia yang majemuk. Kalau semuanya dilandasi dengan

tingginya sikap cinta tanah air dan kebangsaan maka segalanya akan dapat

terselesaikan dengan baik.

Masyarakat Multikultural

93

2. Membangun Forum Komunikasi Lintas Ras, Suku, dan Agama

Forum komunikasi lintas ras, suku, dan agama merupakan wadah

musyawarah dan tenggang rasa antarumat beragama, serta berusaha mencari

solusi yang terbaik apabila terjadi konflik-konflik yang bernuansa agama, ras,

maupun kesukuan. Pada dasarnya konflik antarsuku, ras, dan agama dapat terjadi,

karena masing-masing tidak mengetahui karakteristik dari kelompok yang lain.

Hal ini dapat diatasi dengan membuka sarana komunikasi secara nasional yang

melibatkan suku-suku, kelompok ras, dan kelompok agama dengan membentuk

wadah yang bersifat umum yang disebut forum komunikasi bangsa.

Forum komunikasi ini meliputi forum komunikasi kepemudaan, organisasi

profesi, dan organisasi massa yang menjadi bangunan fundamental dalam gerak

pergaulan antarindividu di dalam masyarakat. Contoh forum komunikasi yang

bersifat universal lintas suku, ras, dan agama misalnya OSIS, karang taruna,

sekolah-sekolah umum, biro jasa, konsultan, rumah sakit umum, serta organisasi-

organisasi yang lain. Forum seperti ini adalah forum yang dapat menampung

anggota-anggota secara universal lintas suku, ras, agama, dan asal daerah,

sehingga dapat mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.

3. Mengembangkan Budaya Nasional yang Bersumber dari Budaya Daerah

Sebagai suatu bangsa, Indonesia harus memiliki satu sistem budaya yang

disebut budaya nasional. Budaya ini diangkat dari kebudayaan daerah yang

dianggap baik dan dapat diterima oleh unsur-unsur masyarakat yang lain. Pada

saat bangsa Indonesia terbentuk dengan tonggak sejarah seperti munculnya

Kerajaan Majapahit, adanya gerakan kebangsaan melalui Budi Utomo,

sesungguhnya telah berkembang suatu pola pikir bahwa masyarakat yang

terpecah-pecah ke dalam banyak pulau menjadi satu nasib dan sepenanggungan

untuk mengarungi kehidupan bersama dan membentuk suatu bangsa.

Proses terbentuknya negara dan bangsa Indonesia telah didahului dengan

adanya budaya-budaya yang merupakan konsensus bersama seperti bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan, bendera merah putih sebagai bendera

kebangsaan, tanah air yang satu yaitu tanah air Indonesia, Indonesia Raya sebagai

lagu kebangsaan, dan Pancasila sebagai lambang dan dasar falsafah negara.

Proses asimilasi budaya yang telah terbentuk tersebut terus berkembang dan

patut untuk dikembangkan, sehingga tercipta suatu tatanan kehidupan bersama

yang mengakar dari budaya-budaya daerah sebagai unsur pembentuk bangsa.

Budaya-budaya yang merupakan hasil asimilasi ini antara lain pakaian nasional,

kesenian nasional, yang sesungguhnya merupakan puncak-puncak budaya

daerah yang dibakukan dan diangkat sebagai budaya nasional.

Secara psikologis bangsa Indonesia juga harus dipersatukan di dalam suatu

pola pemikiran yang sama untuk memandang ke dalam dan ke luar yang kita

kenal dengan wawasan nusantara yang sudah mulai dilupakan. Wawasan

nusantara sebagai salah satu upaya untuk menegakkan keutuhan bangsa

merupakan suatu kesepakatan bagaimana bangsa Indonesia memberikan

persepsi terhadap diri dan lingkungannya. Dalam wawasan nusantara bangsa

94

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Indonesia memandang bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan geografis,

satu kesatuan hukum, dan satu kesatuan sosial yang tidak dapat dipisah-pisahkan

satu dengan yang lain. Pada dasarnya ancaman, gangguan, dan penderitaan

dari salah satu submasyarakat yang ada di Indonesia merupakan ancaman,

gangguan, ataupun penderitaan dari seluruh masyarakat Indonesia.

4. Mengembangkan Wawasan Kebangsaan

Akhir-akhir ini pembinaan terhadap nasionalisme bagi siswa di sekolah

dirasa makin menipis karena terdesak oleh muatan-muatan materi pelajaran

yang lain yang ada di sekolah. Hal ini telah mengakibatkan makin menipisnya

wawasan kebangsaan sehingga cenderung tidak menyadari bahwa semua unsur

sosial masyarakat majemuk seperti Indonesia ini pada hakikatnya adalah satu

keluarga yang harus satu kata dan satu tujuan dalam membangun hidup bersama.

Sikap kebangsaan dapat dibangun melalui pengetahuan tentang wilayah

dan unsur-unsur sosial yang ada di Indonesia. Orang yang berwawasan

kebangsaan berarti mampu memberikan darma baktinya kepada bangsa dan

wilayahnya sebagaimana yang diharapkan oleh tuntutan negaranya. Sikap ini

termasuk bagian dalam dari sikap patriotistik dan nasionalisme. Pada dasarnya

sikap patriotistik dan nasionalisme merupakan pondasi untuk terciptanya suatu

bangsa yang berdaulat, baik ke dalam maupun keluar yang sekaligus akan

menjadi jaminan tetap hidupnya bangsa tersebut di tengah-tengah bangsa yang

lain di dunia ini.

Sikap patriotistik merupakan sikap rela berkorban dan mau berjuang untuk

membela kepentingan bangsa dan negara serta bertanggung jawab atas

perkembangan bangsa dan negaranya menuju kejayaannya. Sikap patriotistik

dan nasionalisme ini patut untuk dikembangkan sedini mungkin. Salah satu

hambatan makin menipisnya sikap patriotistik dan nasionalisme di kalangan

pemuda adalah adanya sikap nepotisme, etnosentrisme, dan primodialisme. Oleh

sebab itu, sikap-sikap patriotistik dan nasionalisme senantiasa harus digelorakan

dan ditumbuhkembangkan dalam setiap kesempatan melalui

transmission of

culture

dalam dunia pendidikan dan kehidupan sosial dalam masyarakat.

5. Meletakkan Landasan tentang HAM

Apabila masing-masing orang dapat memahami hak-hak asasi manusia maka

akan lahir toleransi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Hal ini

berarti mereka dapat melakukan tenggang rasa terhadap pihak-pihak lain walaupun

masing-masing berada dalam keadaan yang berbeda-beda. Melalui pengembangan

hak-hak asasi manusia setiap warga masyarakat akan menyadari bahwa orang

lain di luar dirinya memiliki hak asasi yang sama dengan dirinya dan tidak boleh

diganggu gugat oleh siapa pun. Di samping itu melalui pengembangan wawasan

HAM akan memunculkan solidaritas sosial terhadap warga masyarakat lain yang

mengacu pada kesetaraan hak dan kewajiban, sehingga dapat hidup berdam-

pingan bahu-membahu dalam mewujudkan suatu kebersamaan.

Masyarakat Multikultural

95

Sumber: Tempo 27 Agustus 2006

Gambar 4.7

Lumpur panas PT Lapindo

brantas yang menuai konflik..

6. Mengembangkan Sikap Tenggang Rasa Antarunsur Sosial

Untuk mewujudkan sikap saling menghargai perbedaan dan bersedia bekerja

sama atas dasar perbedaan-perbedaan menuju keutuhan dan persatuan bangsa

maka diperlukan sikap tenggang rasa antarkomponen masyarakat. Sikap

tenggang rasa pada dasarnya dapat meredam terjadinya konflik antarindividu

dalam masyarakat, sikap tenggang rasa ini dapat dibangun melalui wawasan

yang luas tentang karakteristik suku-suku bangsa, kelompok-kelompok agama

yang ada di Indonesia. Dengan demikian akan muncul sikap toleransi yang

dapat membangun aktivitas kebersamaan. Dengan mengembangkan sikap

toleransi sosial berarti masing-masing komponen masyarakat dapat menerima

keberadaan komponen masyarakat yang lain dan dapat hidup berdampingan

secara wajar dalam konteks bergaulan yang universal dengan berpijak pada

kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi dan kepentingan golongan.

Dalam toleransi sosial juga terkandung unsur-unsur yang dapat memberikan

pengakuan sekaligus perlakuan yang sama kepada setiap orang tanpa melihat

latar belakang ekonomi, sosial budaya termasuk ras, suku, agama, dan asal

daerah. Dengan mengembangkan sikap toleransi sosial ini maka keutuhan

bangsa dapat terjaga dan tercipta suatu kesinambungan kehidupan berbangsa

dan bernegara.

Lumpur Panas dan Bentuk-Bentuk Konflik yang Muncul

PT Lapindo Brantas merupakan

salah satu lembaga swasta yang bergerak

dalam bidang pertambangan. Beberapa

waktu yang lalu telah melakukan

pengeboran minyak di kawasan provinsi

Jawa Timur tepatnya di daerah Porong

Sidoarjo. Sebagai akibat dari adanya

hu-

man error

telah menimbulkan munculnya

lumpur panas disertai dengan gas dan

kebulan asap putih dengan bau yang

sangat menyengat. Peristiwa ini berlarut-

larut hingga menimbulkan malapetaka

bagi sejumlah besar orang di daerah

tersebut. Salah satu masalah yang dialami

oleh warga adalah rusaknya harta ben-

da termasuk rumah kediamannya serta hilangnya kenangan-kenangan

terhadap kampung halamannya. Melalui proses negosiasi panjang akhirnya

Sosio Kritis

96

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Rangkuman

permasalahan tersebut diatasi melalui peralihan kawasan pemukiman baru

yang disediakan oleh pemerintah dengan sejumlah ganti rugi yang akan

diberikan kepada masyarakat yang menjadi korban.

Pertanyaan

1. Bagaimana pendapat Anda tentang kasus lumpur panas PT Lapindo

Brantas di daerah Porong Sidoarjo?

2. Menurut Anda siapakah yang harus bertanggung jawab tentang

peristiwa tersebut?

3. Bagaimana langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan

tersebut?

4. Seberapa besar menurut nilai-nilai kelayakan yang harus diberikan

sebagai ganti rugi kepada masyarakat yang menjadi korban?

5. Tulislah pendapat Anda pada selembar kertas dan serahkan hasilnya

kepada guru untuk dinilai.

Setelah Anda mempelajari bab ini secara saksama maka Anda

diharapkan mampu menghayati dan memahami tentang:

a. Pengertian masyarakat multikultural.

b. Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

c. Perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat.

d. Keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

Apabila Anda belum paham cobalah pelajari kembali atau tanyakan

langsung kepada guru.

1. Manusia adalah makhluk sosial yang harus hidup berkelompok bersama-

sama dengan manusia yang lain dalam bentuk kehidupan bermasyarakat.

2. Kelompok sosial adalah persekutuan orang-orang yang terbentuk atas

dasar ikatan tertentu. Ikatan yang digunakan seringkali bernuansa darah

dan keturunan, kedaerahan, struktur agama yang seragam serta budaya

kesukuan dan ras.

Sosio Refleksi

Masyarakat Multikultural

97

3. Masyarakat multiklultural adalah himpunan masyarakat yang terdiri atas

kelompok-kelompok sosial. Dalam masyarakat multikultural terdapat

suku-suku bangsa yang mempunyai struktur budaya yang berbeda-beda

serta dimungkinkan banyak terbentuk kelompok-kelompok sosial

kombinasi yaitu percampuran antara kesatuan religi, kesatuan

genealogis, dan kesatuan yang berdasarkan kepentingan.

4. Kelompok sosial dalam masyarakat terbentuk atas dasar dorongan-

dorongan tertentu seperti persamaan darah dan keturunan, persamaan

wilayah, persamaan kepentingan, dan persamaan ideologi keagamaan.

5. Kelompok sosial ini terus menerus mengalami perubahan sehingga

jumlahnya menjadi besar dan luas sebagai komponen masyarakat.

6. Kelompok-kelompok sosial selalu mengalami perubahan seiring dengan

perkembangan peradaban manusia secara umum menuju pada

peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam kerja sama, baik kerja sama

dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun kerja sama di

bidang pertahanan dan keamanan.

7. Faktor-faktor komunikasi dengan bangsa lain serta tingkat peradaban

akan mewarnai proses perkembangan kelompok-kelompok sosial

menuju kedewasaannya.

8. Masyarakat multikultural terbentuk sebagai akibat penggabungan unsur-

unsur sosial yang sangat berbeda-beda sejak awal.

9. Keanekaragaman kelompok-kelompok sosial pada masyarakat

multikultural terdiri atas kebinekaan ras, kebinekaan suku, agama, dan

gender.

10. Sebagai dampak dari struktur masyarakat yang multikultural

memungkinkan koordinasi yang lebih sulit untuk mencapai suatu

mufakat dan berpeluang terjadinya konflik baik secara vertikal maupun

horizontal.

11. Untuk mengatasi konflik diperlukan tindakan-tindakan preventif berupa

wawasan kebangsaan dan wawasan tentang hak asasi manusia sehingga

tumbuh toleransi sosial dalam masyarakat yang berstruktur multikultural.

12. Agar masyarakat multikultural dapat efektif melakukan perubahan sosial

menuju peningkatan kualitas hidup yang lebih baik maka perlu adanya

toleransi sosial dalam bentuk penghargaan harkat dan martabat tiap-

tiap individu serta adanya kerja sama bahu membahu untuk

mewujudkan sinergi kebangsaan menuju peningkatan kualitas hidup.

98

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

A. Pilihlah salah satu jawaban yang benar! Kerjakan di buku tugas Anda!

1. Masyarakat yang memiliki lebih dari satu struktur sosial budaya

disebut ….

a. masyarakat tradisional

b. masyarakat pedesaan

c. masyarakat supranatural

d. masyarakat multidimensional

e. masyarakat multietnis dan multikultural

2. Salah satu gejala sosial budaya dari masyarakat majemuk yang kurang

menguntungkan antara lain ….

a. banyak struktur budaya dan seni

b. sering terjadi perubahan progresif

c. terjadi persaingan hidup dan pertikaian

d. mengalami proses perubahan yang lebih cepat

e. memiliki solidaritas sosial yang tinggi

3. Berikut ini yang bukan masalah sosial yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia…

a. menurunnya nasionalisme dan ketahanan nasional

b. urbanisasi dan ruralisasi

c. pertumbuhan penduduk yang cepat

d. pencemaran lingkungan

e. pudarnya identitas budaya bangsa

4. Berikut ini adalah upaya-upaya untuk mengatasi disintegrasi bangsa

Indonesia,

kecuali

….

a. mengembangan toleransi agama

b. penyusunan kebijaksanaan yang menganut paham mayoritas dan

minoritas

c. pembauran ras dan perkawinan campur

d. peningkatan wawasan HAM

e. pendidikan nasionalisme dan bela negara

5. Keanekaragaman ras di dunia terdapat hubungan antara ras yang satu

dengan yang lain :

1. malayan mongoloid

2. caucasoid

3. negroid

4. poleynesia

5. weddoid

Uji Kompetensi

Masyarakat Multikultural

99

Multi ras yang terdapat di Indonesia adalah ….

a. 2, 3, dan 4

b. semuanya betul

c. 1, 3, dan 5

d. 2, 4, dan 5

e. 1, 2, dan 3

6. Dalam kaitannya dengan pembangunan budaya Indonesia ke depan,

otonomi daerah yang dilaksanakan dewasa ini mempunyai pengaruh

positif antara lain ….

a. munculnya sifat etnosentrisme

b. timbulnya kegairahan masyarakat daerah untuk berbenah diri

c. terpenuhinya berbagai kebutuhan pokok masyarakat

d. berkembangnya budaya-budaya daerah

e. adanya kemajuan dalam pemanfaatan sumber alam di daerah

7. Subkebudayaan yang tumbuh dan berkembang digunakan dan dimiliki

oleh seluruh suku bangsa dalam suatu negara disebut budaya ….

a. lokal

b. regional

c. nasional

d. internasional

e. wilayah

8. Pengertian budaya nasional adalah …..

a. kumpulan budaya daerah

b. budaya yang digunakan secara nasional

c. kumpulan beberapa adat

d. budaya yang dimiliki dan digunakan oleh seluruh suku dalam suatu

negeri

e. budaya yang berlaku secara umum di seluruh Indonesia

9. Masyarakat Indonesia mempunyai latar belakang ras dan suku bangsa

dapat bersama-sama menjadi anggota kelompok sosial tertentu atau

penganut agama tertentu, sebaliknya mereka yang menganut agama-

agama yang berbeda merupakan orang yang mempunyai latar belakang

suku bangsa atau ras yang sama, keadaan ini dinamakan ….

a. perubahan sosial

b. integrasi

c. primordialisme

d. interseksi

e. konsolidasi

100

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

10. Berbagai rentetan konflik yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa

bangsa Indonesia belum dapat melihat kebinekaan sebagai potensi yang

menguatkan, tapi justru sebaliknya. Untuk menghindari terjadinya

konflik, maka diperlukan sikap seperti berikut ini,

kecuali

….

a. mempertebal wawasan kebangsaan

b. menghilangkan sikap fanatisme keagamaan

c. menghilangkan sikap primodialisme kesukuan

d. mempertebal sikap toleransi dalam kehidupan beragama

e. menjunjung tinggi fanatisme kedaerahan

B. Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan tepat!

1. Jelaskan arti penting kelompok sosial bagi seseorang!

2. Apakah yang dimaksud dengan masyarakat multikultural?

3. Apakah yang dimaksud dengan kesatuan genealogis?

4. Sebutkan ciri-ciri kelompok sosial atas dasar persamaan darah dan

keturunan!

5. Bagaimana kaitan antara struktur masyarakat yang majemuk dengan

integrasi sosial?

6. Apakah yang dimaksud dengan kelompok sosial?

7. Bagaimana terbentuknya kelompok sosial?

8. Sebut dan jelaskan ciri-ciri masyarakat multikultural!

9. Bagaimana upaya meningkatkan integrasi nasional pada masyarakat

majemuk?

10. Jelaskan bagaimana perkembangan kelompok-kelompok sosial pada

masyarakat multikultural!

Latihan Akhir Tahun

101

LATIHAN AKHIR TAHUN

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! Kerjakan di buku tugas Anda!

1. Pelapisan sosial selalu terdapat di setiap kehidupan masyarakat, hal itu

disebabkan oleh ....

a. adanya struktur sosial yang unik di masyarakat

b. struktur masyarakat yang kompleks

c. adanya perlakuan yang diskriminatif

d. kemajemukan masyarakat

e. adanya sesuatu yang berharga dan bernilai, seperti uang atau emas

2. Untuk menjaga keutuhan masyarakat majemuk, dapat dilakukan sikap

kooperatif, salah satunya adalah ....

a. menyelenggarakan satu sistem tata hukum

b. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional

c. adanya otonomi daerah

d. sikap toleransi dan bahu-membahu antarkomponen masyarakat

e. adanya transmigrasi dan pembauran bangsa

3. Perbedaan kebudayaan yang mengakibatkan pluralitas masyarakat Indonesia

antara lain disebabkan oleh faktor alam yang berupa ....

a. lokasi yang terisolasi satu dari lainnya

b. perbedaan agama dan kepercayaan

c. letak wilayah Indonesia di posisi silang

d. bentuk geografis wilayah Indonesia

e. jenis dan kesuburan tanah serta iklim yang berbeda

4. Ungkapan “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung” menunjukkan

adanya dominasi dan pengakuan atas keunggulan kebudayaan ....

a. Barat

d. masyarakat asli

b. Timur

e. tidak ada jawaban yang benar

c. masyarakat pendatang

5. Struktur sosial suatu masyarakat dalam dimensi horizontal dinamakan....

a. ketidaksamaan sosial

d. kelompok sosial

b. stratifikasi sosial

e. deferensiasi sosial

c. klasifikasi sosial

102

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

6. Akomodasi merupakan usaha meredakan konflik, adapun cara meredakan

konflik yang dilakukan oleh pihak ketiga tanpa adanya keputusan yang

mengikat disebut....

a. konsiliasi

d. mediasi

b. kompromi

e. stalemate

c. adjudikasi

7. Konformitas pada masyarakat di kota besar kurang kuat dibandingkan

masyarakat desa. Hal ini karena penduduk kota....

a. heterogen dan menghendaki persaingan

b. kurang tebal keyakinannya

c. pesimis menghadapi masa depan

d. heterogen dengan latar budaya yang berbeda-beda

e. saling memengaruhi

8. Contoh pertentangan antarkelas sosial....

a. pertentangan antara Serbia dan muslim Bosnia

b. pertentangan antara golongan dalam masyarakat

c. pertentangan antara Amerika dengan Irak

d. pertentangan antara buruh pabrik dengan majikannya

e. pertentangan antara Korea Utara dengan Korea Selatan

9. Norma-norma dalam kelompok dan yang dihayati oleh anggotanya

bertentangan satu sama lain. Hal tersebut merupakan pertanda akan

terjadi....

a. integrasi

d. kemunduran

b. disintegrasi

e. revolusi

c. kemajuan

10. Salah satu manfaat sampingan dari konflik sosial bagi masyarakat adalah....

a. meningkatkan kemampuan bersaing

b. meningkatkan kepatuhan pada norma

c. sebagai alat perubahan sosial

d. berfungsi sebagai pemacu kemajuan

e. dapat membuatnya semua jadi baru

11. Seseorang dapat mengalami konflik peran pada saat ia memiliki dua atau

lebih peran yang satu sama lain tidak konsisten, misal....

a. seorang hakim harus menghukum anaknya sendiri

b. seorang ulama hidup miskin

c. seorang pejabat tinggi hidup sederhana

d. seorang anggota kepolisian menjadi penadah barang curian

e. seorang guru menerangkan cara-cara menjadi petani

Latihan Akhir Tahun

103

12. Tahapan yang benar dalam pembentukan keteraturan sosial....

a. tertib sosial, ordinasi, keajegan

b. keajegan, tertib sosial, ordinasi

c. ordinasi, keajegan, tertib sosial

d. ordinasi, tertib sosial, keajegan

e. tertib sosial, keajegan, ordinasi

13. Bila suatu masyarakat sedang dilanda disintegrasi sosial maka dapat terlihat

tanda-tanda berikut ini,

kecuali

....

a. menurunnya partisipasi rakyat terhadap negaranya

b. tidak berfungsinya nilai dan norma sosial yang ada

c. adanya perbedaan pendapat dan perbedaan kepentingan

d. adanya konflik sosial

e. menurunnya kewibawaan pemimpin

14. Terspesialisasinya pembagian kerja pada masyarakat modern dapat

memperlambat mobilitas sosial terutama ....

a. lapangan kerja yang semakin sempit

b. semakin dibutuhkan tenaga profesional

c. tenaga kerja yang sangat terampil

d. lapangan kerja yang semakin luas

e. pendidikan keterampilan yang memadai

15. Mobilitas sosial horizontal merupakan perpindahan yaitu perpindahan di

bidang ....

a. pendidikan dan ekonomi

d. keamanan dan ketertiban

b. politik dan kekuasaan

e. sosial dan budaya

c. pekerjaan dan geografis

16. Gambaran pelapisan sosial masyarakat majemuk di Indonesia seperti

dikemukakan oleh Furniffal, yang termasuk lapisan menengah adalah...

a. orang Cina, India, Pakistan

b. orang Belanda dan Cina

c. orang-orang kulit putih/bule

d. orang Cina dan kaum priyayi

e. orang Cina dan kaum pribumi

17. Mobilitas sosial adalah perubahan status dan peran sosial individu atau

kelompok sosial di dalam masyarakat ....

a. secara vertikal ataupun horizontal

b. baik secara naik ataupun turun

c. untuk memperoleh kekuasaan

d. dalam menentukan strata sosial

e. yang menunjukkan deferensiasi sosial

104

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

18. Perhatikan pernyataan berikut ini:

1. menempatkan individu ke dalam lapisan tertentu sesuai dengan

kemampuannya,

2. membedakan anggota masyarakat berdasarkan ras, suku dan agama,

3. sebagai sarana untuk meningkatkan kemakmuran,

4. menjadi pedoman bagi anggota masyarakat dalam melaksanakan

interaksi sosial, dan

5. sebagai alat seleksi untuk menduduki status sosial dalam masyarakat.

Manfaat dari pelapisan sosial yang tepat adalah pernyataan nomor ....

a. 1, 2, 3

d. 2, 3, 4

b. 1, 3, 4

e. 2, 4, 5

c. 1, 4, 5

19 Sistem pelapisan sosial yang berkembang di Indonesia terdiri atas 4 macam

sistem sebagai berikut,

kecuali

....

a. pelapisan sebagai pengaruh industrialisasi

b. pelapisan sebagai pengaruh kolonialisme

c. pelapisan sosial masyarakat feodal

d. pelapisan sosial masyarakat industri

e. pelapisan sosial masyarakat pertanian

20. Berbagai rentetan konflik yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa

bangsa Indonesia belum dapat melihat kebinekaan sebagai potensi yang

menguatkan, tapi justru sebaliknya. Untuk menghindari terjadinya konflik,

maka diperlukan sikap seperti berikut ini,

kecuali

....

a. mempertebal wawasan kebangsaan

b. menghilangkan sikap fanatisme keagamaan

c. menghilangkan sikap primodialisme kesukuan

d. mempertebal sikap toleransi dalam kehidupan beragama

e. menjunjung tinggi fanatisme kedaerahan

21. Ras Indonesia yang majemuk disebabkan oleh....

a. sistem nonblok dalam mengadakan hubungan internasional

b. sistem demokrasi Pancasila yang melindungi seluruh bangsa Indonesia

c. bangsa Indonesia pernah dijajah dan merupakan negara kepulauan

d. berlakunya undang-undang tentang perkawinan

e. terdapat empat ras yang berkembang di Indonesia

22. Terspesialisasinya pembagian kerja pada masyarakat modern dapat

memperlambat mobilitas sosial terutama ....

a. lapangan kerja yang makin sempit

b. makin dibutuhkan tenaga profesional

c. tenaga kerja yang sangat terampil

d. lapangan kerja yang semakin luas

e. pendidikan keterampilan yang memadai

Latihan Akhir Tahun

105

23. Mobilitas sosial horizontal dapat pula merupakan perpindahan yaitu berupa

perpindahan bidang ....

a. pendidikan dan ekonomi

d. keamanan dan ketertiban

b. politik dan kekuasaan

e. sosial dan budaya

c. pekerjaan dan geografis

24. Perpindahan individu atau kelompok dari satu kelompok ke kelompok

lainnya yang sederajat disebut mobilitas sosial ....

a. antargenerasi

d. horizontal

b.

social climbing

e. vertikal

c.

social sinking

25. Pengertian budaya nasional adalah .....

a. kumpulan budaya daerah

b. budaya yang digunakan secara nasional

c. kumpulan beberapa adat

d. budaya yang dimiliki dan digunakan oleh seluruh suku dalam suatu negeri

e. budaya yang berlaku secara umum di seluruh Indonesia

26. Masyarakat Indonesia mempunyai latar belakang ras dan atau suku bangsa

dapat bersama-sama menjadi anggota kelompok sosial tertentu atau

penganut agama tertentu, sebaliknya mereka yang menganut agama-agama

yang berbeda merupakan orang yang mempunyai latar belakang suku bangsa

atau ras yang sama, keadaan ini dinamakan ....

a. perubahan sosial

d. interseksi

b. integrasi

e. konsolidasi

c. primordialisme

27. Dalam kaitannya dengan pembangunan budaya Indonesia ke depan,

otonomi daerah yang dilaksanakan dewasa ini mempunyai pengaruh positif

antara lain ....

a. munculnya sifat etnosentrisme

b. timbulnya kegairahan masyarakat daerah untuk berbenah diri

c. terpenuhinya berbagai kebutuhan pokok masyarakat

d. berkembangnya budaya-budaya daerah

e. adanya kemajuan dalam pemanfaatan sumber alam di daerah

28. Pengelompokkan masyarakat atas dasar deferensiasi tidak menggambarkan

adanya perbedaan tinggi rendah, tetapi menggambarkan adanya fakta sosial,

artinya bahwa ....

a. kenyataan masyarakat terbagi-bagi atas beberapa golongan

b. masyarakat tidak menghendaki adanya penggolongan

c. pentingnya lapisan sosial untuk kerja sama dalam memenuhi kebutuhan

d. masyarakat menyetujui adanya lapisan sosial secara kekeluargaan

e. sebenarnya masyarakat menerima ada adanya

106

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

29. Dalam kaitannya dengan pembangunan budaya Indonesia ke depan,

otonomi daerah yang dilaksanakan dewasa ini mempunyai pengaruh positif

antara lain ....

a. munculnya sifat etnosentrisme

b. timbulnya kegairahan masyarakat daerah untuk berbenah diri

c. terpenuhinya berbagai kebutuhan pokok masyarakat

d. berkembangnya budaya-budaya daerah

e. adanya kemajuan dalam pemanfaatan sumber alam di daerah

30. Subkebudayaan yang tumbuh dan berkembang digunakan dan dimiliki oleh

seluruh suku bangsa dalam suatu negara disebut budaya ....

a. lokal

d. internasional

b. regional

e. wilayah

c. nasional

B. Jawablah dengan singkat dan tepat!

1. Berikan penjelasan secara singkat tentang struktur sosial masyarakat

Indonesia!

2. Apa manfaatnya bagi kita dengan mengetahui struktur sosial suatu

masyarakat?

3. Jelaskan bagaimana proses terbentuknya struktur sosial!

4. Sebutkan ciri-ciri struktur sosial!

5. Apakah yang dimaksud dengan konflik sosial?

6. Apa bedanya konflik vertikal dan konflik horizontal?

7. Konflik sosial dapat mendatangkan kerugian dan keuntungan. Berikan

contoh masing-masing 2!

8. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik!

9. Jelaskan keterkaitan antara struktur sosial dan mobilitas sosial!

10. Apakah yang dimaksud dengan mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial

horizontal?

11. Bagaimana syarat-syaratnya agar seseorang dapat mengalami

social

climbing

?

12. Apakah yang dimaksud dengan masyarakat multikultural?

13. Sebut dan jelaskan ciri-ciri masyarakat multikultural!

14. Apakah yang dimaksud dengan kelompok sosial?

15. Jelaskan kaitan antara status sosial, peran sosial, dan mobilitas sosial!

Daftar Pustaka

107

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 1994.

Sosiologi, Sistematika Teori dan Terapan

. Jakarta. Bumi Aksara.

Anis da Rato. Tanpa tahun.

Ringkasan Sosiologi Antropologi

. Yogyakarta: PT. Mitra

Gama Widya

Arifin, E. Zaenal. 1989.

Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang

Benar

. PT. Mediatama Sarana Perkasa.

Arikunto, Suharsimi.

Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.

Azra, Azyumardi. 1999.

Menuju Masyarakat Madani

. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Cholil, Mansyur, M.

Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa

. Surabaya: Usaha Nasional.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995.

Pedoman Penyusunan Karya Tulis

Ilmiah di Bidang Pendidikan

.

Faisal, Sanapiah. 1989.

Format-Format Penelitian Sosial Dasar-Dasar dan Aplikasi

.

Jakarta: Rajawali.

Horton B. Paul, Chester L. Hunt. 1999.

Sosiologi

. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Huki D.A., Willa. 1982.

Pengantar Sosiologi

. Surabaya: Usaha Nasional.

J. Biernens de Haan, Mr. 1962.

Sosiologi Perkembangan dan Metode

. Jakarta: PT.

Pembangunan.

J. Goode. William. 1985.

Sosiologi Keluarga

. Jakarta: Bina Aksara.

Karta Saputra, G. Kreimers, L.J.B. 1987.

Sosiologi Umum

. Jakarta: Bumi Aksara.

Koentjaraingrat. 1985.

Pengantar Antropologi

. Jakarta: Aksara Baru.

Lawang, M.Z. Robert. 1984/1985.

Modul Pengantar Antropologi

. Depdikbud Uni-

versitas Terbuka.Lawang,M.Z. Robert. 1984/1985.

Modul Pengantar

Antropologi

. Depdikbud Universitas Terbuka.

Long, Norman. 1992.

An Introduction To The Sociology of Rural Development

.

Diterjemahkan oleh Tim Bumi Putra,

Sosiologi Pembangunan Desa

. Jakarta:

Bumi Aksara.

Luth, Nursal. 1992.

Kamus Sosiologi dan Antropologi

. Jakarta: PT. Galaxy Puspa

Mega.

M. Amirin, Tatang. 1990.

Menyusun Rencana Penelitian

. Jakarta: Rajawali Press.

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

108

Mulyadi, Yadi dan Posman Simanjuntak. 1992.

Sosiologi dan Antropologi

. Jakarta:

Erlangga.

Nasution, S. 1994.

Sosiologi Pendidikan

. Jakarta: Bumi Aksara.

Ricklefs, M.C. 1999.

Sejarah Indonesia Modern

. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Roucek, Joseph S., Warren Roland L. 1984.

Pengantar Sosiologi

. Jakarta: Bumi

Aksara.

Saputra, Nata M. 1983.

Pengantar Sosiologi

. Yogyakarta: Multi Aksara.

Sartonom, Kartodirjo. 1999.

Pengantar Sejarah Indonesia Baru

.

Sejarah Pergerakan

Nasional

. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Soemardjan, Selo cs. Tanpa tahun.

Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi

. Bandung:

PT. eresco.

Perkembangan Ilmu Sosiologi di Indonesia dari 1945 sampai 1965

.

Research di Indonesia 1945-1965. Jilid IV. Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya.

Soelaeman Soemardi (ed). 1964.

Setangkai Bunga Sosiologi

. Edisi

Pertama. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indo-

nesia.

1965.

Perkembangan Politik sebagai Penggerak Dinamika Pembangunan

Ekonomi

, Jakarta: FEUI.

1965.

Sifat Panutan di Dalam Pandangan Masyarakat Indonesia

. Lembaga

Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional. MIPI Departemen Urusan Research

Nasional. Masalah-masalah Ekonomi dan Faktor IPOLSOS. Jakarta

, 1967.

Pola-Pola Kepemimpinan dalam Pemerintahan

. Jakarta: Lembaga

Pertahanan Nasional.

, 1972.

Peranan Ilmu-Ilmu Sosial di Dalam Pembangunan

. Pidato Ilmiah

pada Dies Natalis U.I ke XXII.

, 1982.

Social Changes in Yogyakarta

. Cetakan Pertama. Ithaca, New York:

Cornell University Press, 1962. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul

Perubahan Sosial di Yogyakarta

. Yogyakarta: GMUP Press.

Soedjono. 1985.

Sosiologi

. Bandung: Alumni

Soekanto, Soerjono. 1983.

Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial

. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

, 1987.

Sosiologi Suatu Pengantar

. Jakarta: Rajawali Press.

Supriadi, Dedi. 1999.

Mengangkat Citra dan Martabat Guru

. Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan: Adicita Karya Nusa.

Talcot Parsons, Wright Mills, C. dan Erving Goffman. 1999.

Sosiologi

. Jakarta: PT.

,

,

,

,

Gelora Aksara Pratama.

Daftar Pustaka

109

Tilaar. 1999.

Pendidikan, Kebudayan dan Masyarakat Madani Indonesia

. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Weiner, Myron. 1966.

Modernization The Dynamics of Group

. Dengan terjemahan

berjudul:

Modernisasi Dinamika Pertumbuhan

. Voice of American Forum Lec

tures: Cambridge Mass.

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

110

DAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Kehidupan di kelompok suku atau etnis tertentu adalah

contoh proses pembentukan struktur sosial tahap awal. ....

4

Gambar 1.2

Perkembangan masyarakat ke arah yang lebih maju

adalah contoh dari proses berkembangnya struktur sosial

masyarakat

..................................................................

4

Gambar 1.3

Perkembangan masyarakat dari masa orde lama ke orde

baru dan akhirnya sampai era reformasi, merupakan proses

berlangsungnya struktur sosial pada tahap akhir. ..............

6

Gambar 1.4

Status sosial di masyarakat contoh struktur sosial dimensi

vertikal dan kelompok-kelompok umat beragama contoh

struktur sosial dimensi horizontal. ..................................

7

Gambar 1.5

Contoh struktur sosial dalam dimensi vertikal adalah

hubungan antara para pemuka agama dengan pengikutnya. ..

11

Gambar 1.6

Keanekaragaman agama dan kepercayaan sebagai

perwujudan struktur sosial dalam dimensi horizontal. .......

12

Gambar 2.1

Perkawinan antarras akan melahirkan ras-ras baru yang

lebih bervariasi di masyarakat. .......................................

23

Gambar 2.2

Pertikaian antara kelompok masyarakat bentuk dari deferensiasi

sosial negatif. ...............................................................

23

Gambar 2.3

Perbedaan kepentingan antara aparat pemerintah dan rakyat

sering menimbulkan terjadinya konflik. ...........................

24

Gambar 2.4

Perbedaan ras atau warna kulit adalah salah satu penyebab

munculnya konflik sosial. ..............................................

25

Gambar 2.5

Bentuk kompromi yang terjadi antara pengunjuk rasa

dengan aparat kepolisian dalam unjuk rasa yang damai. ...

32

Gambar 2.6

Proses peradilan sebagai jalan terakhir dalam menyelesaikan

konflik.

........................................................................

32

Gambar 3.1

Stratifikasi sosial berdasarkan tingkat pendidikan sebagai

perwujudan struktur sosial vertikal. .................................

40

Gambar 3.2

Pendidikan sebagai media atau saluran untuk menunjang

terjadinya mobilitas sosial naik. ......................................

50

Gambar 3.3

Era globalisasi memudahkan orang untuk saling berinteraksi. .

52

Daftar Gambar dan Daftar Tabel

111

Gambar 3.4

Kemajuan di era globalisasi salah satunya adalah tersedianya

berbagai macam barang yang menyebabkan munculnya

sikap konsumeristis. .....................................................

54

Gambar 3.5

Meningkatnya volume ekspor impor sebagai dampak positif

dari globalisasi. ............................................................

57

Gambar 4.1

Bentuk persatuan dari sekelompok kehidupan masyarakat

multikultural yang harus selalu dilestarikan. .....................

75

Gambar 4.2

Kesenian barongsai satu bentuk budaya dari kehidupan

masyarakat multikultural. ...............................................

77

Gambar 4.3

Terjadinya perkawinan sebagai faktor pendorong awal

terbentuknya kelompok sosial. .......................................

79

Gambar 4.4

Keanekaragaman bent

uk ras. .........................................

88

Gambar 4.5

Ras Aborigin ...............................................................

90

Gambar 4.6

Suku-suku bangsa di Indonesia. .....................................

91

Gambar 4.7

Lumpur panas PT Lapindo brantas yang menuai konflik.. .

95

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Beberapa Perbedaan antara Konflik Sosial dengan Kekerasan .

29

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

112

Adat-istiadat

: Tata kelakuan yang menyatu kuat dengan pola-pola perilaku

masyarakat.

Adjudikasi

: Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan tetapi

prosesnya diperlukan pihak-pihak terkait yang mempunyai

kepentingan pada tingkat nasional maupun tingkat

internasional.

Arbitrasi

: Upaya menyelesaikan konflik dengan menggunakan orang

ketiga yang memberi keputusan dan diterima serta ditaati

oleh kedua belah pihak.

Coersion

: Salah satu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan

oleh suatu paksaan.

Deferensiasi

: Pembedaan atau pengelompokkan orang-orang dalam

sosial

masyarakat secara horizontal berdasarkan kriteria tertentu.

Delinkuensi

: Sikap-sikap dan aktivitas anak-anak remaja yang

bertentangan dengan norma-norma sosial.

Gencatan senjata

: Upaya penangguhan permusuhan dalam jangka waktu

tertentu guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak

boleh diganggu.

Kompromi

: Salah satu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang

terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya, agar

tercapai suatu penyelesaian terhadap pertentangan yang ada.

Konflik sosial

: Salah satu bentuk hubungan antarindividu ataupun

antarkelompok dalam masyarakat yang diikuti dengan

tindakan yang saling ancam dan kekerasan satu dengan yang

lain.

Kriminalitas

: Semua perilaku warga masyarakat yang bertentangan

dengan norma-norma hukum dalam hal ini hukum pidana.

Mediasi

:

Upaya penyelesaian pertikaian oleh pihak ketiga, tetapi tidak

diberikan keputusan yang mengikat.

Mobilitas sosial

: Perubahan kedudukan atau status individu ataupun

kelompok individu dalam masyarakat baik secara vertikal

maupun secara horizontal.

Mobilitas sosial

: Semua bentuk perubahan status ke arah vertikal baik vertikal

vertikal

naik maupun mobilitas turun.

GLOSARIUM

Glosarium

113

Mobilitas sosial

:

Perubahan sosial yang bersifat perpindahan dari suatu

horizontal

kelompok sosial ke kelompok

lainnya yang sederajat.

Rekonsiliasi

: Usaha-usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan

pihak-pihak yang berselisih untuk mendapatkan suatu

persetujuan bersama.

Stalemate

: Suatu keadaan di mana pihak-pihak yang bertentangan

memiliki kekuatan yang seimbang, namun berhenti pada

titik tertentu dalam melakukan pertentangannya karena kedua

belah pihak sudah tidak mungkin lagi maju atau mundur.

Stratifikasi sosial

: Keadaan yang berbeda-beda dari orang-orang dalam

masyarakat secara vertikal atas dasar kriteria tertentu.

Stratifikasi sosial

: Suatu sistem stratifikasi dalam masyarakat di mana setiap

terbuka

warga masyarakat dapat secara bebas berusaha

memperbaiki dan meningkatkan stratanya.

Stratifikasi sosial

: Suatu sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat, di mana

tertutup

lapisan-lapisan yang ada lebih bersifat tetap dan tidak terjadi

perubahan-perubahan secara vertikal.

Struktur masya-

: Struktur masyarakat yang ditandai dengan adanya status

rakat tertutup

dan peran yang cenderung tetap, dan tidak adanya

perombakan atau perubahan yang bersifat bebas dan

terbuka.

Struktur sosial

: Struktur status dan peran dalam suatu masyarakat yang

bersifat abstrak, yang di dalamnya terdapat struktur secara

vertikal maupun struktur secara horizontal.

Struktur sosial

: Struktur sosial yang tidak dapat dilihat dan diraba melalui

abstrak

panca indra.

Struktur sosial

: Struktur sosial yang memiliki keanekaragaman dalam suku,

heterogen

ras, maupun agama.

Struktur sosial

: Struktur sosial suatu masyarakat yang hanya terdiri atas satu

homogen

jenis ras, suku, dan agama serta kepercayaan.

Struktur sosial

: Struktur sosial mengalami proses perubahan yang terjadi

terbuka

setiap saat dan digantikan oleh setiap orang.

Struktur sosial

: Hierarki status-status sosial dengan peranannya masing-ma-

vertikal

sing, sehingga menjadi satu sistem yang tidak terpisahkan

dari struktur status yang tertinggi hingga struktur status yang

terendah.

Toleransi

: Suatu sikap di mana kedua belah mempertahankan pendi-

riannya masing-masing.

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

114

INDEKS SUBJEK DAN PENGARANG

A

Agricultural 79

Aino 90

Alpin Caucasoid 88

Asiatik Mongoloid 7, 13, 89, 90

B

Bushman 90

C

Caucasoid 88, 90, 98

Community 81, 83

E

Etnosentrisme 58, 94, 99

F

Fishing 79

Forest gathering 79

G

Gender 2, 3, 8, 85, 97

Globalisasi 37, 38, 51, 52, 53, 55, 57, 62

I

Ideologi 2, 3, 11, 12, 38, 44, 47, 48, 73, 81,

82, 83, 84, 97

M

Malayan Mongoloid 13, 76, 89, 90, 98

Melanesoid 8, 13, 89

Membership group 12

Monarki 9

Mongoloid 8, 13, 76, 88, 89, 90, 98

R

Reference group 12

T

Tirani 9

T

oleransi 85, 95, 97

Indeks Subjek dan Pengarang

115

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

116